BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber
energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam
bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis pada
makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari
sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan
digunakan oleh sel.
Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula,
atau aren. Meskipun demikian, terdapat sumber - sumber gula minor lainnya,
seperti kelapa. Sumber-sumber pemanis lain, seperti umbi dahlia, anggir, atau
jagung, juga menghasilkan semacam gula atau pemanis namun bukan tersusun dari
sukrosa.
Sirup (dari bahasa arab
yang artinya minuman) adalah cairan kental
dan yang memiliki kadar gula terlarut yang tinggi, namun hampir tidak
memiliki kecenderungan untuk mengendapkan kristal. Sebagian besar sirup mengandung air murni dan semua zat -
zat obat yang ada seperti gula, biasanya sukrosa atau pengganti gula yang
digunakan untuk memberi rasa manis dan kental, pengawaet antimikroba, pembau
dan pewarna.
Untuk mempermudah dalam mengetahui
karakteristik berbagai jenis gula dan sirup, maka dilakukan praktikum ini
dengan memperhatikan karakteristik organoleptik beberapa
jenis gula dan sirup
I.2 Tujuan
Mahasiswa
diharapkan mampu:
1. Memahami
karakteristik organoleptik beberapa jenis gula dan sirup.
2. Melakukan
penilaian dan membedakan beberapa jenis gula dan sirup.
BAB II
DASAR TEORI
Sebuah
gula adalah bentuk karbohidrat, jenis gula yang sering di gunakan adalah
kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk merubah rasa dan keadaan makanan
atau minuman. Gula sederhana seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa
dengan enzim dan hidrolisis asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh
sel. Dalam istilah kuliner, gula adalah tipe makanan yang diasosiasikan dengan
salah satu rasa dasar, yaitu manis.
Gula
atau sukrosa dapat dibuat dari tebu, bit atau aren dengan proses permurnian.
Negara-negara penghasil gula terbesar adalah negara-negara dengan iklim hangat
seperti Australia, Brazil dan Thailand. Gula yang diproduksi di negara
berkembang dua kali lipat lebih banyak dibandingkan gula yang diproduksi negara
maju. Penghasil gula terbesar adalah Amerika Latin, negara - negara Karabia, negara
- negara Asia Timur.
Gula
bit diproduksi di tempat dengan iklim yang lebih sejuk, Eropa Barat Laut dan
Timur, Jepang Utara, dan beberapa daerah di Amerika Serikat musim penumbuhan
bit berakhir pada pemanenannya di bulan September. Pemanenan dan pemrosesan
berlanjut sampai Maret di beberapa kasus. Lamanya pemanenan dan pemrosesan
dipengaruhi dari ketersediaan tumbuhan dan cuaca. Bit yang telah dipanen dapat
di simpan untuk proses lebih lanjut, namun gula bit yang membeku tidak bisa
lagi diproses.
Pengekspor
gula terbesar adalah Uni Eropa. Peraturan pertanian di EU menetapkan kuota
maksimum produksi dari setiap anggota sesuai dengan permintaan, penawaran dan
harga. Sebagian dari gula ini adalah gula “kuota” dari industri levies, sisanya
adalah gula “kuota c” yang dijual di pasar tanpa harga subsidi. Subsidi - subsidi
tersebut dan pajak impor yang tinggi membuat negara lain susah untuk mengekspor
ke negara - negara EU, atau bersaing dengannya di pasar dunia. Amerika Serikat
menetapkan harga gula tinggi untuk mendukung pembuatannya. Hal ini empunyai
efek samping namun, banyak para konsumen beralih ke sirup jagung (pembuatan
minuman) atau pindah dari negara itu (pembuatan permen).
Pasar
gula juga diserang oleh harga sirup glukosa yang murah. Sirup tersebut
diproduksi dari jagung (maizena), dengan mengkombinasikannya dengan pemanis
buatan pembuatan minuman dapat memproduksi barang dengan harga yang sangat
murah.
Gula Tebu atau Gula Pasir
Gula
tebu atau pasir adalah kristal - kristal gula putih berukuran kecil yang pada
umumnya dijumpai dan digunakan di rumah (gula pasir) yang diperoleh dari batang
tanaman tebu. Pertama - tama bahan mentah dihancurkan dan diperas, sarinya
dikumpulkan dan disaring, cairan yang terbentuk kemudian ditambahkan bahan
tambahan (biasanya digunakan kalsium oksisa) untuk menghilangkan ketidak murnian,
campuran tersebut kemudian dimurnikan dengan balerang dioksida. Campuran yang
terbentuk kemudian dididihkan, endapan dan sampah yang mengambang kemudian
dapat dipisahkan. Setelah cukup murni cairan didinginkan dan dikristalkan
(biasanya sambil duduk) untuk memproduksi gula yang dapat dituangkan ke
cetakan. Sebuah mesin sentrifugal juga dapat digunakan pada proses
kristalisasi.
Gula Bit
Gula
bit adalah kristal putih (sakarosa) yang diperoleh dari tanaman bit. Setelah
dicuci, bit kemudian dipotong - potong dan gulanya kemudian diekstraksi dengan
air panas pada sebuah diffuse. Permurnian kemudian ditangani dengan menambahkan
larutan kalsium oksida dan karbon dioksida. Setelah penyaringan campuran yang
terbentuk lalu dididihkan hingga kandungan air yang tersisa hanya tinggal 30%
saja. Gula kemudian diekstrasikan dengan kristalisasi terkontrol. Kristal gula
pertama - tama dipisahkan dengan mesin sentrifugal dan cairan yang tersisa
digunakan untuk tambahan pada proses kristalisasi selanjutya. Ampas yang
tersisa (dimana sudah tidak bisa lagi diambil gula darinya) digunakan untuk
makanan ternak dan dengan itu terbentuklah gula putih yang kemudian disaring
kedalam tingkat kualitas tertentu untuk kemudian dijual.
Gula Merah (Gula Jawa)
Istilah
gula jawa biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari
nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma,
seperti kelapa, aren, dan siwalan. Secara umum cara pengambilan sebagai berikut
:
·
~ bunga (mayang) yang belum mekar diikat
kuat (kadang - kadang dipres dengan kedua batang kayu) pada bagian pangkalnya
sehingga proses pemekaran bunga menjadi terhambat. Sari makanan yang seharusnya
dipakai untuk pemekaran bunga menumpuk menjadi cairan gula. Mayang membengkak.
·
~ setelah proses pembekakkan berhenti,
batang mayang diiris - iris untuk mengeluarkan cairan gula secara bertahap. Cairannya
biasanya ditampung dengan timba yang terbuat dari daun pohon palma tersebut.
·
~ cairan yang ditampung diambil secara
bertahap, biasanya 2-3 kali. Cairan ini kemudian dipanaskan dengan api sampai
kental. Setelah benar - benar kental, cairan dituangkan ke mangkok - mangkok
yang terbuat dari daun palma dan siap dipasarkan. Gula merah sebagian besar
dipakai sebagai bahan baku kecap manis.
Gula Semut
Gula
semut merupakan gula merah versi bubuk dan sering pula disebut orang sebagai
gula kristal. Dinamakan gula semut karena bentuk gula ini mirip rumah semut
karena bentuk gula ini mirip rumah semut yang bersarang di tanah. Bahan dasar
untuk membuat gula semut adalah nira dari pohon kelapa atau pohon aren (enau).
Karena kedua jenis pohon ini termasuk jenis tumbuhan palmae maka dalam bahasa
asing, secara umum gula semut hanya disebut sebagai Palm Sugar atau Palm
Zuiker.
Gula Batu
Gula
batu (disebut juga rock sugar), adalah jenis gula yang dibuat dari gula pasir,
yang dikristalkan, melalui bantuan air yang dipanaskan. Biasanya ditambahkan ke
dalam teh, harum dan manis rasanya.
Gula
batu tidak semanis gula granulasi biasa, gula batu diperoleh dari kristal bening
berukuran besar berwarna putih atau kuning kecoklatan. Kristal bening atau
putih dibuat dari gula jenuh yang mengalami kristalisasi secara lambat. Gula
batu putih memiliki rekahan-rekahan putih yang memantulkan cahaya. Kristal berwarna
kuning kecoklatan mengandung berbagai karamel. Gula ini kurang manis karena
adanya air di dalam kristal.
Gula Bubuk
Gula
granulasi (gula pasir) bubuk, juga dikenal sebagai gula ‘convectionary’. Gula
ini didapat dari penghancuran secara mekanis sehingga tidak ada kristal - kristal
yang tertinggal. Terkadang gula ini dicampur dengan sedikit pati atau bahan
anti kempal untuk mencegah penggumpalan.
Sirup
Sirup
(dari bahasa arab yang artinya minuman) adalah cairan kental dan yang memiliki kadar gula terlarut yang
tinggi, namun hampir tidak memiliki kecenderungan untuk mengendapkan kristal.
Viskositas (kekentalan) sirup disebabkan oleh banyaknya ikatan hidrogen antara
gugus hidroksil (OH) pada molekul gula terlarut dengan molekul air yang
melarutkannya. Secara teknik maupun dalam dunia ilmiah, istilah sirup juga
sering digunakan untuk menyebut cairan kental, umumnya residu, yang mengandung
zat terlarut selain gula. Untuk meningkatkan kadar gula terlarut, biasanya
sirup dipanaskan sehingga larutan sirup menjadi super jenuh. Sirup digunakan
pada dunia obat - obatan, kuliner serta makanan.
Sirup
adalah salah satu bentuk sediaan cair yang dalam dunia farmasi yang dikenal
luas oleh masyarakat. Saat ini, banyak sediaan sirup yang beredar di pasaran dari
berbagai macam merk, baik yang generic maupun paten. Biasanya, orang - orang
menggunakan sediaan sirup karena di samping mudah penggunaannya, sirup
mempunyai rasa yang manis dan aroma yang harum serta warna yang menarik,
sehingga disukai berbagai kalangan, terutama anak - anak dan orang yang susah
menelan obat dalam bentuk sediaan oral lainnya.
Menurut
fernakope indonesia III, sirup didefinisikan sebagai sediaan cair yang
mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa tidak kurang dari
64% dan tidak lebih dari 66%. Secara umum, sirup dibagi menjadi dua macam yaitu
non medicated syrup/flavored vehicle syrup ( seperti cerry syrup, cocoa syrup,
orange syrup) dan medicated syrup/sirup obat (seperti sirup piperazina sitrat,
sirup isoniazid).
Non
medicated syrup adalah sediaan sirup yang tidak mengandung bahan obat,
melainkan hanya mengandung gula, perasa, pengawet dan pewarna sedangkan sirup
obat mengandung bahan obat atau zat berkhasiat.
Termasuk
dalam kategori non medicated syrup adalah sirup yang dibuat dari berbagai jenis
buah (sirup buah) yang umumnya digunakan sebagai minuman rumah tangga.
Buah-buahan yang sering diolah menjadi sari buah atau sirup antara lain : pala,
pisang, jambu biji, mangga, sirsak, wortel, tomat, kueni, markisa, nangka,
jahe, asam, hampir semua jenis jeruk, dan lain-lain. Di pasaran ada sirup
kental dan ada yang encer (squash). Selain itu juga ada sirup buatan atau sintetis,
yang dibuat dari larutan gula dengan aroma buah sintetis (essence), dan sirup
yang menggunakan gula sintetis (siklamat) yang secara spesifik diperuntukkan
bagi penderita diabetes.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1 Alat
1. Refraktometer
2. Gelas
3. Sendok
kecil
4. Timbangan
5. Kompor
6. Panci
III.2 Bahan
1. Gula
pasir
2. Gula
aren
4. Sirup
Marjan
5. Sirup Tropicana
6. Sirup
Squash
7. Air
panas
III.3 Prosedur Kerja
Penilaian
karakteristik gula
1. Encerkan
masing - masing jenis gula yang disediakan saat praktikum dengan dengan air
hangat dengan perbandingan 1:1 kedalam gelas, aduk hingga gula larut sempurna.
2. Lakukan
pengujian kadar padatan terlarut dengan alat refraktometer.
3. Selanjutnya
lakukan pengamatan organoleptik terhadap indikator : bentuk, kekentalan,
kejernihan, tingkat kemanisan, rasa dan aroma.
4. Bandingkan
hasil pengukuran dengan refraktometer dan penilaian organoleptik terhadap jenis
- jenis gula yang diamati selama praktikum.
Penilaian
karakteristik sirup
1. Lakukan
pengujian kadar padatan terlarut dengan alat refraktometer terhadap jenis - jenis
sirup yang disediakan saat praktikum.
2. Selanjutnya
lakukan pengamatan organoleptik terhadap indikator : bentuk, kekentalan,
kejernihan, tingkat kemanisan, rasa dan aroma.
3. Bandingkan
hasil pengukuran dengan refraktometer dan penilaian organoleptik terhadap jenis
- jenis gula yang diamati selama praktikum.
BAB IV
HASIL
TABEL
HASIL PENGAMATAN KARAKTERISTIK GULA
No
|
Parameter
|
Gula
aren
|
Gula
aren
|
Gula
pasir
|
Gula
pasir
|
1
|
Bentuk
|
padatan
|
padatan
|
kristal
|
Kristal
|
2
|
Kekentalan
|
4 (kental)
|
3
(agak kental)
|
2
(cair)
|
1 (sangat
cair)
|
3
|
Kejernihan
|
1 (sangat keruh)
|
1
(sangat keruh)
|
2
(keruh)
|
3
(agak jernih)
|
4
|
Kemanisan
|
4 (sangat manis)
|
2
(agak manis)
|
5
(amat sangat manis)
|
3
(manis)
|
5
|
Rasa
|
Manis dan gurih
|
Gurih
manis khas gula aren
|
Manis
|
Manis
|
6
|
Aroma
|
Bau khas aren
|
Khas
gula aren
|
Aroma
khas gula
|
Manis
|
7
|
Padatan
terlarut (brix)
|
104
|
64,8
|
101.2
%
|
95,2
%
|
Skala kekentalan : Skala kejernihan
: Skala kemanisan :
- Sangat cair 1. Sangat keruh 1. Tidak
manis
- Cair 2.
Keruh 2.
Agak manis
- Agak
kental 3. Agak jernih 3. Manis
- Kental 4. Jernih 4.
Sangat manis
- Sangat
kental 5. Sangat jernih 5. Amat
sangat manis
TABEL
HASIL PENGAMATAN KARAKTERISTIK
SIRUP
No
|
Parameter
|
Sirup
squash
|
Sirup
tropicana
|
Sirup
ABC
|
Sirup
marjan
|
1
|
Bentuk
|
Cair
|
Cair
|
Cair
|
Cair
|
2
|
Kekentalan
|
2
(cair)
|
2
(cair)
|
3
(agak kental)
|
3
(agak kental)
|
3
|
Kejernihan
|
2
(keruh)
|
2
(keruh)
|
(jernih)
|
4
(jernih)
|
4
|
Kemanisan
|
4 (sangat
manis)
|
2
(agak manis)
|
5 (amat
sangat manis)
|
4 (sangat
manis)
|
5
|
Rasa
|
Asam
manis
|
Asam
manis
|
Manis
|
Cocopandan
|
6
|
Aroma
|
Ekstrak
jeruk
|
Khas
sirup jeruk
|
Aromatis
khas buah
|
cocopandan
|
7
|
Padatan
terlarut (brix)
|
48
|
8
|
72
%
|
66
%
|
Skala kekentalan :
Skala kejernihan : Skala kemanisan :
- Sangat cair 1. Sangat
keruh 1.
Tidak manis
- Cair 2.
Keruh 2.
Agak manis
- Agak
kental 3. Agak jernih 3. Manis
- Kental 4.
Jernih 4.
Sangat manis
- Sangat
kental 5. Sangat jernih 5. Amat sangat
manis
BAB V
PEMBAHASAN
Gula
adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi
perdagangan utama. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis pada
makanan atau minuman. Berikut ini adalah beberapa jenis gula dan proses pengolahannya.
1.
Gula merah
Gula merah
atau gula jawa biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari
nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti
kelapa, aren, dan siwalan. Gula merah yang dipasarkan dalam bentuk bubuk curah
disebut sebagai gula semut.
2.
Gula tebu
Gula tebu
kebanyakan dipasarkan dalam bentuk gula kristal curah. Pertama - tama bahan
mentah dihancurkan dan diperas, sarinya dikumpulkan dan disaring, cairan yang
terbentuk kemudian ditambahkan bahan tambahan (biasanya menggunakan kalsium
oksida) untuk menghilangkan ketidakkemurnian, campuran tersebut kemudian
diputihkan dengan belerang dioksida. Campuran yang terbentuk kemudian
dididihkan, endapan dan sampah yang mengambang kemudian dapat dipisahkan.
Setelah cukup murni, cairan didinginkan dan dikristalkan (biasa-nya sambil
diaduk) untuk memproduksi gula yang dapat dituang ke cetakan. Sebuah mesin
sentrifugal juga dapat digunakan pada proses kristalisasi.
Gula batu
adalah gula tebu yang tidak melalui tahap kristalisasi. Gula kotak atau blok
adalah gula kristal lembut yang dipres dalam bentuk dadu. Gula mentah (raw
sugar) adalah gula kristal yang dibuat tanpa melalui proses pemutihan
dengan belerang. Warnanya agak kecoklatan karena masih mengandung molase.
3. Gula bit
Setelah
dicuci, bit kemudian di potong potong dan gulanya kemudian di ekstraksi dengan
air panas. Pemurnian kemudian ditangani dengan menambahkan larutan kalsium
oksida dan karbon dioksida. Setelah penyaringan campuran yang terbentuk lalu
dididihkan hingga kandungan air yang tersisa hanya tinggal 30% saja. Gula
kemudian diekstraksi dengan kristalisasi terkontrol. Kristal gula dipisahkan
de-ngan mesin sentrifugal dan cairan yang tersisa digunakan untuk tambahan pada
proses kristalisasi selanjutnya. Ampas yang tersisa (dimana sudah tidak bisa
lagi diambil gula darinya) digunakan untuk makanan ternak dan dengan itu
terbentuklah gula putih yang kemudian disaring ke dalam tingkat kualitas
tertentu untuk kemudian dijual.
Sirup
Sirup adalah cairan
kental dan yang memiliki kadar gula
terlarut yang tinggi. Sirup dibagi menjadi dua, yaitu : Non medicated
syrup/flafored vehicle sirup, contoh : cherry syrup, cocoa syrup, orange syrup
dan Medicated syrup/sirup obat, contoh : Sirup piperazina sitrat, sirup
isoniazid.
Jenis – jenis sirup :
1.
Sirup simpleks, mengandung 65% gula
dengan larutan nipagin 0,25% b/v.
2.
Sirup obat, mengandung 1 jenis obat
atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan dan digunakan untuk pengobatan.
3.
Sirup pewangi ,tidak mengandung obat
tetapi mengandung zat pewangi atau zat penyedap lain. Tujuan pengembangan sirup ini adalah untuk menutupi
rasa tidak enak dan bau obat yang tidak enak.
Proses pembuatan sirup :
Sirup bisa dibuat dengan buah asli
atau essense perasa, atau keduanya. Sirup yang dibuat dengan buah asli,
hasilnya tidak sejernih sirup yang dibuat dengan essense perasa. Tetapi dari
rasa tentu saja yang lebih segar sirup dari buah asli.
Pembuatan sirup harus menggunakan
alat - alat yang benar - benar bersih supaya sirup tidak berjamur. Botol harus
steril, kering dan tidak berbau.
Gunakan gula pasir putih dan bersih.
Ketika memasak gula anda akan menemukan lapisan busa di permukaan larutan, aduk
sebentar lalu teruskan memasak. Busanya akan berkurang, busa yang tersisa dapat
dibuang. Sirup yang baik harus kental. Untuk itulah campuran larutan gula
dan larutan gula harus dimasak kembali. Sirup akan mengkristal kalau terlalu
lama dimasak. Untuk pembuatan sirup murni tanpa tambahan juice buah asli,
sebaiknya tambahkan Glukose syrup (beli di tempat penjual bahan kue) sebanyak
100 gram tiap 1kg gula, agar sirup tidak mengkristal kembali.
Setelah agak dingin baru masukkan
pewarna makanan, essense perasa (artificial flavour). Jika mau diberi
pengawet makanan (benzoat) ukurannya 1gr = 1 kg bahan atau 1L cairan. Caranya
Pengawet dicairkan dulu dengan sedikit air, dimasukkan ketika sirup sudah
diangkat dari atas kompor, namun masih dalam keadaan agak panas.
Kandungan
pada gula dan sirup :
Gula
merah atau disebut gula jawa atau palm sugar atau gula aren lebih sehat untuk
dikonsumsi dibanding gula tebu. Sebab zat yang terkandung pada gula merah jauh
lebih sedikit dari gula pasir biasa dalam hal kadar gula. Gula aren menjadi
pilihan tepat bagi para penderita diabetes dan bagi orang yang ingin menurukan berat badan, karena lemak tak
jenuh yang ada dalam gula merah. Pada 100 gram gula merah mengandung 90 mg
kalsium, karoten, laktoflavin dan zat besi. Kandungan zat nutrisi lainnya
adalah nicotinic acid, niacin, riboflavin, ascorbatic
acid, thiamine, asam folat, vitamin B12, vitamin C,
vitamin E, vitamin A, garam mineral, dan protein., serta tidak ada kandungan
kolesterol dalam gula merah.
Gula pasir mengandung energi sebesar 364 kilokalori, protein
0 gram, karbohidrat 94 gram, lemak 0 gram, kalsium 5 miligram, fosfor 1
miligram, dan zat besi 0 miligram. Selain itu di dalam Gula Pasir juga
terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0 miligram dan vitamin C 0
miligram. Terhadap 100 gram gula pasir, dengan jumlah yang dapat dimakan
sebanyak 100 %.
Sirup
adalah sedian pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa
bahan penambahan bahan pewangi dan zat obat. Sirup ABC mengandung kadar air
56,97%, kadar abu 0.69%, kadar gula sebelum inverse 1.90 % dan sesudah inverse
6.76% dan uji logam tidak mengandung logam bahaya.
Pada
praktikum ini, kami mengamati karakteristik organoleptik dua jenis gula, yaitu
gula pasir dan gula merah. Selain itu kami juga mengamati karakteristik
organoleptik empat jenis sirup, yaitu sirup squash, sirup tropicana, sirup ABC
dan sirup marjan. Karakteristiknya adalah sebagai berikut :
Ø Rasa
Pada
praktikum yang kami lakukan, gula dan sirup memiliki rasa manis. Hal ini
disebabkan karena gula banyak mengandung glukosa, sukrosa dan fruktosa.
Sedangkan pada sirup, rasa manis disebabkan oleh berbagai macam larutan gula pekat
yang terkandung di dalamnya. Karena pada dasarnya gula merupakan salah satu
bahan baku pembuatan sirup.
Ø Kemanisan
Pada
percobaan kali ini dilakukan beberapa percobaan, salah satu diantaranya adalah
uji tingkat kemanisan gula dan sirup, tujuan dari percobaan ini adalah untuk
membandingkan kemanisan berbagai jenis gula
dan jenis sirup secara inderawi.
Beberapa
monosakarida dan oligosakarida memiliki rasa manis sehingga seringkali
digunakan sebagai bahan pemanis. Yang sering digunakan adalah fruktosa, glukosa
dan dektrosa. Sebagai standar kemanisan pada percobaan ini digunakan skala
organoleptik. Adapun skalanya adalah sebagai berikut : 1. Tidak Manis 2. Agak
Manis 3. Manis 4. Sangat Manis dan 5.
Sangat Amat Manis
Pada
praktikum ini mengamati tingkat kemanisan gula pasir dan gula aren, kemudian
mengamati tingkat kemanisan sirup ABC, sirup squash, sirup marjan dan sirup tropicana.
Macam
– macam gula sakarida diantaranya fruktosa, sukrosa, laktosa, dan glukosa..
Adapun urutan tingkat kemanisan dari gula-gula sakarida berdasarkan literatur
adalah :
No
|
Jenis Sakarida
|
Nilai
|
1.
|
Fruktosa
|
114
|
2.
|
Sukrosa
|
100
|
3.
|
Glukosa
|
69
|
4.
|
Laktosa
|
39
|
Berdasarkan
pengamatan dari 2 kelompok gula pasir mempunyai tingkat kemanisan amat sangat
manis (5) dan manis (3), terdapat perbedaan data, hal ini disebabkan karena
persepsi setiap praktikan berbeda, Gula pasir termasuk sukrosa, berdasarkan
literatur gula pasir mempunyai tingkat kemanisan yang bernilai 100. Jadi gula
pasir menduduki urutan kedua pada tingkat kemanisan.
Berdasarkan
pengamatan dari 2 kelompok gula aren mempunyai tingkat kemanisan sangat manis
(4) dan agak manis (2), terdapat perbedaan data, hal ini disebabkan juga karena
persepsi setiap praktikan berbeda. Gula
aren sama dengan gula pasir, mempunyai kandungan karbohidrat yang disebut
sukrosa yaitu suatu disakarida yang dalam pencernaan akan diubah atau dipecah
menjadi glukosa dan fruktosa. Dibandingkan dengan gula pasir, gula aren
mempunyai kandungan kalsium, fosfor, dan zat besi yang lebih tinggi. Gula aren
mempunyai cita-rasa dan aroma khas yang tidak terdapat dalam gula pasir
sehingga lebih disukai untuk membuat minuman dan makanan.
Berdasarkan
pengamatan, dari beberapa sirup yang diamati sirup yang mempunyai tingkat
kemanisan tinggi yaitu sirup ABC, dengan skala 5 (amat sangat manis). Hal yang
menyebabkan kemanisan pada sirup yaitu jumlah kandungan sukrosanya, semakin
banyak kandungan sukrosa yang ada pada sirup tersebut, menyebabkan tingkat
kemanisannya tinggi. Jadi dapat disimpulkan Sirup ABC mengandung sukrosa
tinggi.
Ø Kekentalan
Pada
praktikum ini, kami mengamati kekentalan gula pasir dan gula aren, kemudian
mengamati kekentalan sirup ABC, sirup squash, sirup marjan dan sirup tropicana.
Sebagai standar kekentalan pada percobaan ini menggunakan skala organoleptik.
Adapun skalanya adalah sebagai berikut : 1. Sangat cair. 2. Cair 3. Agak kental 4. Kental dan 5. Sangat
kental
Berdasarkan
hasil pengamatan, gula aren memiliki
kekentalan yang agak kental (skala 3) dan gula pasir memiliki kekentalan yang
sangat cair (skala 1), sirup squash dan
sirup tropicana memiliki kekentalan yang cair (skala 2), sedangkan sirup ABC
dan sirup marjan memiliki kekentalan yang agak kental (skala 3).
Secara
teknik maupun ilmiah, istilah sirup juga sering digunakan untuk menyebut cairan
kental, umumnya residu, yang mengandung zat terlarut selain gula (Anonim 2,
2007), sehingga kekentalan sirup lebih tinggi daripada
kekentalan gula. Hal ini terjadi karena sirup merupakan cairan yang
kental dan memiliki kadar gula terlarut yang tinggi. Viskositas (kekentalan)
sirup disebabkan oleh banyaknya ikatan hidrogen antara gugus hidroksil (OH)
pada molekul gula terlarut dengan molekul air yang melarutkannya.
Ø Aroma
Aroma
Sirup ABC yaitu beraroma sangat gurih karena terdapat perpaduan antara kelapa
dan daun pandan yang wangi. Aroma dari sirup marjan ini yaitu beraroma
cocopandan yang sangat wangi. Sedangkan aroma dari sirup squash dan sirup
tropicana yaitu alami ekstrak jeruk yang sangat segar.
Ø Bentuk
Pada praktikum yang kami lakukan,
gula pasir berbentuk kristal dan gula aren berbentuk padatan. Gula pasir
berbentuk kristal karena merupakan hasil kristalisasi cairan tebu. Biasanya
berwarna putih namun ada pula yang berwarna coklat, disebut gula pasir karena
bentuknya yang seperti pasir. Sedangkan gula aren berbentuk padatan sesuai
dengan cetakan yang digunakan pada proses pencetakan.
Pada
sirup ABC, sirup squash, sirup marjan, dan sirup tropicana memiliki bentuk cair
yang sangat kental karena mengandung larutan gula yang pekat.
Ø Kejernihan
Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk membandingkan tingkat kejernihan berbagai jenis gula dan jenis sirup secara inderawi. Sebagai
standar kejernihan pada percobaan ini digunakan skala organoleptik. Adapun
skalanya adalah sebagai berikut : 1. Sangat keruh 2. Keruh 3. Agak Jernih 4.
Jernih dan 5. Sangat jernih.
Pada
praktikum ini mengamati tingkat kemanisan gula pasir dan gula aren, kemudian
mengamati tingkat kemanisan sirup ABC, sirup squash, sirup marjan dan sirup
tropicana.
Berdasarkan
pengamatan dari 2 kelompok gula pasir mempunyai tingkat kejernihan keruh (2)
dan agak jernih (3), terdapat perbedaan data, hal ini disebabkan karena
persepsi setiap praktikan berbeda.
Berdasarkan literatur, yang menyebabkan tingkat kejernihan pada gula yaitu salah satunya ditentukan
oleh jumlah kotoran dan kekeruhannya. (Winarno, 2004). Protein atau pektin bereaksi
dengan polifenol membentuk koloid yang
menimbulkan kekeruhan. (Muchtadi dan Sugiyono, 1992). Jadi jika
gula mengandung jumlah kotoran yang banyak maka gula tersebut semakin keruh.
Berdasarkan
pengamatan, dari beberapa sirup yang diamati sirup yang mempunyai tingkat
kejernihan tinggi yaitu sirup marjan, dengan skala 4 (agak jernih). Hal yang
menyebabkan kejernihan pada sirup juga sama seperti pada gula yaitu jika sirup
mengandung jumlah kotoran yang banyak maka sirup tersebut semakin keruh.
Ø Padatan terlarut
Padatan terlarut adalah zat padat
dan residu yang dilarutkan dalam cairan, tetapi masih tetap setelah penguapan.
Padatan terlarut diukur dengan menggunakan alat refraktometer. Refraktometer merupakan suatu instrument yang digunakan
untuk mengukur pembengkokan dari cahaya yang dilewatkan dari satu medium ke
medium lainnya. Satuan yang digunakan dalam instrument refractometer ini adalah
refractive index (RI).
Pada penilaian gula pasir dan gula aren pada setiap kelompok
dihasilkan nilai padatan yang berbeda. Pada kelompok 3 dihasilkan
101,2 % brix dan pada kelompok 4
dihasilkan nilai padatan 95,2 % brix. Pada penilaian padatan gula aren
pada kelompok 1 dihasilkan nilai padatan 104 brix dan pada kelompok 1dihasilkan
nilai padatan 64.8 brix.
Pada penilaian sirup ABC, sirup squash, sirup Tropicana, dan
sirup marjan dihasilkan nilai padatan yang berbeda pada setiap kelompok.
Penilaian padatan terlarut pada sirup ABC pada kelompok 3 dihasilkan 72% brix dan pada kelompok 4 dihasilkan nilai
padatan 66% brix. Pada penilaian padatan gula aren pada kelompok 1 dihasilkan
nilai padatan 48 brix dan pada kelompok 2 dihasilkan nilai padatan 8 brix.
Perbedaan hasil padatan terlarut
pada semua jenis gula dan semua jenis sirup dipengaruhi oleh perbandingan
antara gula dan air, sirup dan air yang terkandung di dalamnya. Semakin banyak
kandungan gula, padatan terlarutnya semakin rendah. Begitu juga sebaliknya,
semakin sedikit kandungan gula, padatan terlarutnya semakin tinggi.
.
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
1. Gula mempunyai beberapa jenis, diantaranya gula tebu atau gula pasir, gula bit, gula merah, gula semut,
dan.gula batu.
2. Untuk mengetahui bentuk, kekentalan, tingakat kemanisan,
rasa atau aroma,
tergantung dari jenis dari masing - masing sampel.
3.
Sirup mempunyai 3 jenis, yaitu sirup
simpleks, sirup obat, dan sirup pewangi.
VI.2 Saran
Sebaiknya
praktikan lebih teliti dalam melakukan praktikum agar data yang diperoleh lebih
akurat. Selain itu praktikan harus jujur dalam melakukan praktikum dan tidak
diperkenankan untuk memanipulasi data.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2003.
Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Muchtadi R, Tien. 1992.
Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Institute Pertanian Bogor.
Winarno, F.G. 1997.
Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar